Samar.ID — Di media sosial Twitter warganet ramai membahas sejumlah jurusan paling disesali mahasiswa. Pengunggah gambar tersebut merupakan pemilik akun @sbmptnfess, pada Rabu malam (19/7/2023). Unggahan tersebut merilis sejumlah daftar jurusan yang paling disesali mahasiswa. Berikut daftarnya:

  • Jurnalisme (87 persen)
  • Sosiologi (72 persen)
  • Seni (72 persen)
  • Komunikasi (64 persen)
  • Pendidikan (61 persen)
  • Marketing (60 persen)
  • Pendampingan Medis (58 persen)
  • Ilmu Politik dan Pemerintahan (56 persen)
  • Biologi (52 persen)
  • Sastra/Bahasa Inggris (52 persen).

Melansir dari Kompas, daftar jurusan tersebut ternyata merupakan hasil survei dari ZipRecruiter yang terbit pada November 2022.  ZipRecruiter merupakan lokapasar atau situs bursa kerja Amerika yang mempertemukan para pencari kerja dan pemberi kerja.  

Survei tersebut dilakukan terhadap lebih dari 1.500 lulusan perguruan tinggi yang sedang mencari kerja. Berdasarkan Jajak pendapat, sebanyak 44 persen dari 1.500 lulusan baru pencari kerja menyesali jurusan mereka.

Menurut Kepala Ekonom ZipRecruiter, Sinem Buber, mengatakan bahwa alasan utama lulusan baru menyesali jurusan semasa kuliah adalah berkaitan dengan gaji atau pendapatan mereka saat kerja.

Melansir dari CNBC Internasional (12/11/2022), siswa kemungkinan tertarik dengan bidang tersebut, sehingga memilih untuk mengambilnya saat jenjang pendidikan tinggi. Namun, ketika lulus, ketertarikan di bidang tersebut akan kalah dengan realitas di lapangan, yakni gaji maupun pendapatan untuk menunjang kehidupan yang kecil.

ZipRecruiter mnegatakan lulusan baru yang memasuki dunia kerja dengan prospek karier bagus dan gaji awal tinggi cenderung merasa puas dengan jurusannya.

Terkait hal tersebut, survey merilis daftar jurusan paling tidak disesali mahasiswa yaitu:  

  • Ilmu Komputer: 72 persen
  • Kriminologi: 72 persen
  • Teknik: 71 persen
  • Keperawatan: 69 persen
  • Kesehatan: 67 persen
  • Administrasi Bisnis dan Manajemen: 66 persen
  • Keuangan: 66 persen
  • Psikologi: 65 persen
  • Perdagangan konstruksi: 65 persen
  • Manajemen Sumber Daya Manusia: 58 persen.

Penulis : Rafi T. Haq