Bapak kamu maling ya? “ “Kok tahu?” “Iya soalnya kamu telah mencuri hatiku”. “aaaasosweet”. Itulah contoh omong kosong yang banyak tersebar di media sosial akhir-akhir ini. Gombalan-gombalan tak jelas ini banyak dipraktikkan oleh anak muda zaman sekarang. “Kan menyenangkan pasangan adalah bentuk dari cinta” itulah dalih yang mereka gunakan. Apakah bentuk cinta itu harus seperti itu. Apakah bentuk cinta itu Cuma sekedar ucapan  I Love You? Apakah cinta itu adalah gombalan-gombalan nyeleneh seperti di atas ? suka tidak suka setuju tidak setuju nyatanya banyak kaum hawa yang terbuai karena itu. Apakah cinta itu seperti ini? Entah lah hanya mbak-mbak kasir Indoma**t yang tahu.

Sejarah telah menulis bahwa cinta telah ada semenjak manusia itu ada. Cinta adalah sebuah kata yang membingungkan profesor hanya untuk mendefinisikannya. Setiap orang akan sulit mengartikan cinta meskipun ia tahu. Tak ada kata tetap di dalam cinta. Ketika dikatakan cinta harus diucapkan, maka cinta sungguh kejam untuk Si bisu. Jika cinta harus digenggam maka si cacat tak bertangan akan tersingkir dengan kejam. “Tapi cintakan harus dibuktikan”. Kalau begitu coba tanya Sangkuriang yang membuktikan cintanya kepada Dayang Sumbi dengan membangun perahu.

Nyatanya pembuktian cintanya tak berakhir indah. Jika cinta dikatakan mendatangkan kebahagiaan seharusnya Romeo dan Juliet tidak akan tewas karena cinta mereka. Itulah cinta, sebuah kata yang menaklukkan singa Eropa Napoleon Bonaparte di bawah kaki Josephine. Adolf Hitler bertekuk lutut kepada Eva Braun pun karena cinta. Cinta juga yang membuat kaisar  Mark Anthony menunduk kepada ratu Cleopatra. Tak ada kata bahagia dalam kisah mereka. Inikah cintah? Sejarah dunia mencatat cinta telah banyak melahirkan penderitaan. Pedang darah telah menjadi perahu untuk cinta. Cinta mampu mendatangkan kebahagiaan, tapi juga mampu mendatangkan kesengsaraan.

Tak sedikit pujangga berbicara masalah cinta. Semua orang akan bergolak perasaannya ketika berbicara cinta. Cinta sangat indah dalam uraian kata, tapi sangat kejam di dunia nyata. Banyak mahasiswi yang pergi kuliah ke kampus tapi wisuda di rumah Bidan, semua karena cinta. Banyak anak terlahir yatim padahal ayahnya masih hidup, semua juga karena cinta. Jadi benarkah manusia membutuhkan cinta? Nyatanya cinta tak lebih dari sebuah kata untuk membuluskan nafsu. Cinta digunakan hanya untuk pengantar hubungan biologis. Beginikah cinta?

Bagaimanapun cinta itu adalah salah satu ciptaan Tuhan yang terindah. Semua orang bebas menafsirkan bagaimana cinta itu. Cinta adalah kebutuhan manusia, semua orang membutuhkan cinta, tapi tak semua orang mengerti dengan cinta. Kebingungan akan muncul ketika cinta dibahas. Kebanyakan orang menjadikan cinta hanya sebagai kambing hitam. Kambing hitam untuk memuaskan nafsu mereka. Padahal cinta itu suci, cinta tak pernah salah. Salahnya cinta hanya ada pada orang yang tidak tepat.

Ketika cinta tidak berada pada orang yang tepat, maka tragedi akan lahir. Jika ia berada pada orang yang tepat kebahagiaan akan muncul.  Nyatanya agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW juga ditopang oleh cinta tulus Khadijah. Panglima Ali bin Abi Thalib juga didorong oleh cinta Fatimah Az-Zahrah. Proklamator Indonesia Ir.Soekarno sukses memerdekakan Indonesia juga karena cinta Fatmawati.

Ketika cinta berada di tangan yang tulus ribuan gunung pun tak dapat untuk mengganggu. Seperti Habibie yang tak pernah lepas dari bayang-bayang Ainun. Siapa pun dia ketika cinta datang kepadanya, ia akan menjadi sosok yang berbeda. Cinta mampu membuat seorang yang keras menjadi lembut seperti kapas. Laki-laki jarang menangis, tetapi sekali menangis artinya ada sedih yang  sudah tidak bisa di sembunyikan. Presiden Republik Indonesia yang ke enam Susilo Bambang Yudhoyono adalah bukti bagaimana seorang jendral akan menangis ketika cintanya Ani Yudhoyono pergi meninggalkannya selamanya.

Bagaimana cinta itu tergantung pada dirimu sendiri. Tuhan menurunkan cinta agar para makhluk merasakan kebahagiaan. Jangan kambing hitamkan cinta karena cinta adalah rasa. Beribu Kata tidak akan mampu mewakilkan satu rasa, cinta tak bersalah. Ia hanya dibuat bersalah oleh orang yang tidak mengerti dirinya.

Cinta sangat luar biasa, karena dari dirinya lahir kehidupan. Manusia terlahir karena cinta. Oleh karena itu jangan menyalahkan cinta, karena ia adalah bagian dari manusia. Jika Anda laki-laki maka mulailah cinta Anda bukan dengan menggenggam jari pasangan Anda tapi bersalamanlah dengan ayahnya sambil berucap “Saya terima nikahnya..” kemudian biarkan cinta menunjukkan keistimewaannya pada diri Anda. 

Oleh : Irfan Alfiansyah