Samar.ID — Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir, Mengajak kepada seluruh umat Islam untuk mengubah nasib kolektif umat memasuki tahun baru 1445 H ini. Dalam tulisannya di Media Indonesia, Kamis (20/07/2023) Haedar megatakan bahwa umat Islam saat ini masih bergantung nasib pada pihak lain.
“Umat Islam belum menjadi tuan di negeri sendiri, masih bergantung pada banyak hal, bahkan tidak jarang menjadi objek penderita dalam sejumlah aspek kehidupan. Umat Islam Indonesia, meski sering merasa besar dengan klaim ingin ‘mengekspor Islam ke luar negeri’, sejatinya masih ‘besar pasak daripada tiang’.” Tulis Haedar.
Menurut Ketum Muhammadiyah itu, saat ini umat Islam masih berada di pinggiran dan belum mampu menentukan nasib kemajuan di ranah global.
“Umat Islam masih berada di pinggiran, belum menjadi penentu kehidupan dirinya dan belum menentukan merah putihnya Indonesia, apalagi menjadi penentu nasib kemajuan dunia di ranah global. Kesemarakan acara dan forum internasional tidak identik dengan kekuatan strategis umat Islam di panggung dunia. Dunia Islam pun belum menjadi kekuatan utama dalam konstelasi geopolitik dan ekonomi global” Tulisnya.
Haedar Nashir juga menyampaikan bahwa Umat Islam masih belum solid dan kohesif sebagai kesatuan umat, masih terpecah belah dalam orientasi masing-masing, tidak jarang juga mereka akhirnya menjadi saling serang.
Pada momentum memasuki tahun baru Hijriyah 1445 ini, Ketum Muhammadiyah asli Bandung itu mengajak umat Islam untuk mengingat dan merealisasikan pesan al-Qur’an tentang kemauan untuk mengubah nasib menuju keadaan yang lebih baik.
“Di Tahun Baru 1445 Hijriah penting dilakukan rekonstruksi kesadaran kolektif seluruh umat Islam Indonesia untuk bangkit mengubah nasib sendiri sebagaimana spirit Islam dalam Al-Qur’an ‘Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri’ (QS Ar-Ra’d: 11) ” Tulisnya menambahkan.
Penulis : Rafi T. Haq