Islam dengan Tauhid sebagai substansi ajarannya mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan manusia yang tercerahkan. Dalam pandangan IMM, Islam merupakan agama yang berkemajuan yang bersifat rahmatan lil alamin. Berasal dari pandangan inilah, Muhammadiyah berupaya mewujudkan Islam yang memiliki misi profan (misi keadilan) dan pencerahan sebagai jalan Islam yang memiliki tujuan membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan dan ketidakadilan hidup umat manusia.

Maka, untuk membentuk pemahaman Religius tersebut dilakukan beberapa strategi oleh IMM diantaranya, Membangun tradisi pengkajian Islam Berkemajuan di tiap level pimpinan komisariat Mendistribusikan wacana Islam Berkemajuan secara massif baik di internal maupun eksternal organisasi, Menciptakan forum transformasi pengetahuan mengenai Islam Berkemajuan melalui media massa –cetak maupun elektronik.

IMM di Indonesia pada abad ke-21 memiliki peranan sentral dalam perkembangan Indonesia. Saat itu, kaum terpelajar memiliki pengaruh yang cukup signifikan baik secara intelektual, politik maupun birokratis. Ide-ide tentang kemajuan dan perubahan yang dimiliki kaum intelektual muda saat itu cukup banyak memberikan pengaruh terhadap kemajuan Indonesia. Sehingga, gerakan ini pun mendapatkan respon positif dari masyarakat yang ditandai dengan lahirnya berbagai perhimpunan semisal Budi Utomo, Jong Islameten Bond, dan gerakan reformis-modernis seperti Muhammadiyah.

Kelahiran Muhammadiyah inilah pada 1912 menjadi cikal bakal Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, yang berperan dalam melakukan pemurnian dan menjaga ideologi Mahasiswa dari terpaan ideologi komunis yang marak disemaikan kala itu. Selain itu, kelahiran IMM memiliki dua posisi strategis yakni pertama, IMM sebagai aksentuator gerakan dakwah amar makruf nahi munkar Muhammadiyah di kalangan Mahasiswa (Religius) pada membangun kekuatan bagi untuk menghadapi tantangan eksternal sosial politik saat itu). Kedua, IMM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawakan misi Muhammadiyah di masa yang akan datang untuk menggirahkan tradisi keilmuan dalam gerakan IMM. Selain itu, upaya ini merupakan wujud atas penegasan identitas IMM.

Al-Quran Surat Ali Imran ayat 104 dan 110 mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahiran Muhammadiyah tahun 1912 dan IPM tahun 1961. membawa ideologi kemajuan yang melahirkan pencerahan bagi kehidupan Pencerahan sebagai wujud dari Islam yang berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan dimana penggunaan akal pikiran dan ilmu pengetahuan sebagai instrumen kemajuan, berorientasi pada pencerdasan, pemberdayaan dan pembebasan, penjelasannya sebagai berikut:

Pencerdasan

Pencerdasan adalah upaya perubahan sosial melalui proses dialog yang mencerdaskan dalam rangka mengentaskan kesalahan-kesalahan berpikir yang selama ini menelikung para mahasiswa Karena, mustahil ada perubahan ke arah yang benar kalau kesalahan berpikir masih menjebak benak. Strategi persuasif-reedukatif ini dijalankan lewat pembentukan sikap, opini dan pandangan pelajar mengenai realitas sosial yang timpang di sekitarnya. Oleh karena itu, posisi idea; pandangan hidup, pandangan dunia dan nilai-nilai memiliki posisi yang sentral. Karena, penyebab utama perubahan adalah idea (ilmu). Idea memberikan banyak pengaruh terhadap perkembangan masyarakat sebagaimana Al-Qur’an yang melakukan perubahan sosial lewat idea.

Upaya pencerdasan diarahkan pada kesadaran bahwa  sebagai manusia dapat mempengaruhi perubahan sosial sehingga lahirlah kepribadian inovatif. Kepribadian yang memandang realitas dengan kritis, memiliki rasa ingin tahu/keterbukaan (inquisitive mind) dan melahirkan kritik, mempertanyakan tentang dirinya dengan realitas dunia sekitarnya dan keterlibatannya dalam mengubahnya menjadi lebih baik.

Pemberdayaan

Pemberdayaan lahir dari hubungan tanpa dominasi antara orang yang akan melakukan pemberdayaan Hubungan tanpa dominasi terwujud dari sikap dialogis dalam hubungan dan komunikasi. Dialogis disertai dengan sikap kerendahan hati. Dialog sendiri merupakan perjumpaan diantara manusia dengan perantara dunia dan realitas. Hematnya, pemberdayaan melibatkan trilogi antara dua manusia: pelaku pemberdayaan dan kaum yang dipertemukan dalam perantara dunia realitas.

Pemberdayaan sendiri merupakan suatu bentuk pengorganisasian sumber daya untuk melakukan perubahan, dengan mensyaratkan adanya sikap partisipatoris (sekaligus terlibat sebagai peserta)  Ketentuan kesamaan ide dan opini mengenai realitas yang akan membantu mendorong keterlibatan kolektif dalam perjuangan untuk perubahan kondisi yang lebih baik.

Pembebasan

Islam sejatinya merupakan agama pembebasan. Kebenaran ini dapat ditemui dalam konsep Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang mengandung dimensi pembebasan. Pembebasan yang dimaksud di sini adalah dupaya yang terintegrasi dan terkoordinir dalam rangka membebaskan kaum pelajar yang dari segala bentuk penindasan (intelektual), yang terlemahkan dalam pikiran dan termarjinalisasikan secara personal, kultural dan struktural dalam bingkai teologi transformatif Muhammadiyah, yakni teologi Al-Ma’un.

Pembebasan dilakukan lewat proses keterlibatan secara langsung dalam upaya mewujudkan transformasi sosial. Keterlibatan ini dilakukan lewat proses mengagregasi kepentingan melalui pembentukan suatu program kebijakan yang didasarkan atas serangkaian kepentingan dan pandangan yang dipahami oleh Muhammadiyah serta mengartikulasikan kepentingan, dengan mengekspresikan dan mempublikasikan berbagai kebijakan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan stake holder (pemegang otoritas).

Dari ketiga karakteristik gerakan yang disebutkan di atas, menegaskan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan Gerakan Religius yang berkembang yang  membawa misi pencerahan dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang menjadi tujuan Muhammadiyah, dimana di dalam masyarakat terdiri dari pribadi muslim yang sebenar-benarnya.

Oleh : Luqman Nurrahman