Pernah gak sih kita berpikir, kenapa hukum kalor itu Q = m.c.∆T dan kenapa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas atau biasa kita kenal dengan asas black yang dikemukakan oleh Joseph Black? Pasti belum pernah ya! Hehe
Yuk kita ulik. Untuk tahu jawabannya kita hanya tinggal berwudhu. Loh kok berwudhu, memang ada kaitannya? Tentu saja ada.
Di lihat dari rumusnya, Q merupakan kalor serap atau kalor yang diterima satuannya Joule. Sementara m merupakan massa benda satuannya kg, c itu massa kalor jenis zat cair dan ∆T merupakan perubahan suhu dengan satuan Celcius.
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT dari sekian banyak makhluk ciptaan-Nya. Manusia dianugerahi akal serta hawa nafsu, sehingga manusia memiliki bermacam emosi di dalam dirinya, salah satunya manusia tidak akan terlepas dari emosional tinggi, buktinya, seringkali rasa amarah menguasai dirinya.
Untuk tahu mengapa wudhu menjadi jawaban dari kalor, kita analogikan rasa amarah sebagai Q atau kalor yang diterima. Ketika rasa amarah ini menguasai, maka, m (massa) sebagai dosa akan terus bertambah. Sehingga dibutuhkan c (kalor jenis air) untuk meredamnya yaitu air wudhu. Setelah berwudhu, rasa marah akan sedikit-demi sedikit mereda dan hati akan terasa lebih tenang bukan? Itulah yang disebut dengan perubahan suhu (∆T).
Q = m.c.∆T atau rasa amarah (emosional) sebanding dengan massa dosa, air wudhu, dan ketenangan. Sehingga semakin besar rasa amarah yang menguasai kita, maka semakin besar pula dosa yang kita dapatkan dan semakin banyak pula air wudhu yang kita perlukan untuk merendamkan amarah kita hingga hati kita benar-benar tenang.
Lalu pada akhirnya, Hukum kalor ini mengajarkan kepada kita, ketika kita marah, jengkel, atau kecewa maka bersegeralah untuk berwudhu agar hati kita tenang kembali.
Sehingga, antara ilmu pengetahuan dan Islam terdapat sebuah ikatan yang sangat indah, karena dalam Islam, pengetahuan adalah hikmah bagi orang-orang yang mau berpikir.
Oleh: Aih Mitamimah