Sebagai mahluk sosial, pertemanan merupakan hal penting dalam kehidupan. Pertemanan pun tak luput dari pandangan islam, Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-‘Ashr: 2-3: “Sungguh manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran, dan saling menasehati untuk kesabaran”. Kabar baik lainnya, seorang teman bisa memberikan syafa’at kelak di akhirat, wah pertemanan jangka panjang nih.

Biasanya pertemanan terjadi karena dua hal, anak ilmu komunikasi pasti gak asing dengan dua hal berikut FOE ( Field Of Experience ) dan FOR (Frame Of Reference). FOE adalah kesamaan pada pengalaman sehingga membentuk persepsi yang sama dan FOR adalah kesamaan cara pandang terhadap sesuatu.

Tak jarang, karena kesibukan masing-masing, membuat hubungan pertemanan renggang dan kaku bahkan menjadi terasa asing, padahal dulu kemana-mana selalu bersama. Seorang Suhu berkata padaku lamanya pertemanan mesti diupayakan, ya namanya ngawetin hubungan dengan manusia harus pakai cara dong, gak bisa pakai formalin. Maaf kalau garing.Ha! Seiring usia bertambah, sadar gak sih lingkaran pertemanan semakin kecil, kita hanya ketemu orang yang itu-itu aja atau temen deket yang semakin jauh dan temen baru yang susah kita deketin.

Dalam rangka mengawetkan lingkaran pertemanan yang semakin mengecil, usahakan keminimalisan drama-drama pertemanan pun harus diupayakan,berikut langkah sederhananya : jangan pelit untuk mendoakan walau sembunyi-sembunyi, jika memberi nasihat jangan menggurui, kalau sedang badmood jangan bikin susah, anti club-club ghibah, kalau sudah lama tak berkabar apa salahnya nyapa duluan.

Mengapa mengawetkan pertemanan begitu penting? Mengutip pernyataan Imam Syaf’i’i Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman ‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali”

Oleh : Dinny Aviati

Editor : Rafi Tajdidul Haq